Minggu, 20 November 2011

Akibat Melalaikan Shalat

“Amal pertama seorang yang diperhitungkan kelak di hari Kiamat ialah shalatnya. Apabila shalatnya sempurna, berbahagialah orang itu dan terbebas dari siksa api neraka. Namun sebaliknya, apabila kurang baik dan rusak shalatnya, maka celaka dan menyesallah orang itu.”

    Di antara perbuatan yang ter-masuk dosa besar setelah syirik dan kufur adalah, meninggalkan shalat.
Allah I berfirman, “’Apa yang memasukkan kamu ke dalam (neraka) Saqr ?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang-orang miskin, Adalah kami membicarakan yang batil bersama orang-orang yang membicarakannya, dan kami mendustakan hari pem-balasan, hingga kematian mendatangi kami.’” (al-Muddatstsir: 42-47)
Jika kondisi seperti ini berlaku pada orang-orang yang melalaikan shalat (memperlambat shalat dari batas waktu yang telah ditetapkan), atau meninggalkan rukun-rukun dan ke-khusyuannya, maka apa jadinya bagi orang yang sama sekali meninggalkan atau tidak mengerjakan shalat?
Ada banyak hadits menegaskan tentang shalat.
  • “Barang-siapa sengaja meninggalkan shalat ashar, maka hancurlah (gugurlah) amal perbuatan baiknya.”
  • “Pembatas seorang hamba dengan kemusyrikan adalah meninggalkan shalat.”
  • “Barangsiapa meninggalkan shalat dengan sengaja, maka ia telah terbebas dari tanggung jawab (jaminan) Allah.”-
Umar bin Khaththab ber-kata, “Hadits-hadits tersebut merupakan peringatan kepada orang yang meninggalkan shalat.”
Ibrahim an-Nakha’i menambahkan, “siapa yang meninggalkan shalat, maka ia telah kafir.” Ayyub as-Sakhtiyani, menerangkan bahwa perbuatan tersebut (meninggalkan shalat) dikategorikan kufur (Meng-ingkari Allah)
Diriwayatkan oleh al-Jariri dari Abdullah bin Syaqiq dan Abu Hurairah Z, ia berkata, “Para sahabat Rasulullah r. tidak pernah meriwayatkan satu hadits pun tentang suatu amalan yang apabila ditinggalkan akan menjadi kafir, kecuali meninggalkan shalat.”
Ibnu Hazzam berkata, “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik kecuali meninggalkan shalat, atau memperlambat (mengakhir-kan waktu shalat) hingga waktu itu habis. Begitu pula dengan dosa seorang Mukmin yang membunuh seseorang tanpa alasan.”
Rasulullah r bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan hal itu, berarti mereka harus dilindungi, baik harta maupun jiwanya. Kecuali hal-hal yang menyangkut hak kewajiban Islam, sedangkan hisab (perhitungan di hari kiamat) mereka tergantung Allah.” ( Muttafaq ‘Alaih) 
Diriwayatkan dari Abu Said bahwa seorang berkata, “Wahai Rasulullah, bertakwalah engkau kepada Allah!” Beliau menjawab, “Celakalah engkau! Bukankah aku manusia yang paling benar-benar bertakwa kepada Allah?” Kemudian Khalid bin Walid Z ber-kata, “Bolehkan orang ini aku tebas batang lehernya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Jangan, semoga ia mau mengerja-kan shalat.” ( Muttafaq ‘Alaih)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya, dari Abdullah bin Amru Z, bahwa Nabi r bersabda, “siapa tidak menjaga shalatnya, maka ia tidak akan diberi cahaya, petunjuk dan keselamatan. Pada hari kiamat nanti, ia akan bersama-sama dengan Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.”
Dalam sebuah riwayat dicerita-kan bahwa ada seorang wanita dari bani Israel datang menghadap Nabi Musa u seraya berkata,
“Wahai Nabi utusan Allah, sesungguhnya aku telah berbuat dosa yang teramat besar, dan aku pun telah bertobat kepada Allah atas dosa-dosaku itu. Maka doakanlah untukku agar Allah mau mengampuni dan menerima tobatku.”
Lalu Musa u berkata kepadanya, “Dosa apakah yang telah engkau lakukan?”
Ia menjawab, “Wahai Nabi Allah, dahulu aku pernah melakukan perbuatan zina dengan seorang pria, lalu dari perbuatan tersebut aku melahirkan seorang anak, tetapi anak itu telah kubunuh.”
Mendengar hal itu, Nabi Musa u berkata, “Pulanglah engkau wahai fajirah (orang yang melakukan perbuatan zina), jangan sampai Allah menurunkan api neraka dari langit hanya untuk membakar kami karena ulah perbuatanmu itu!”
Kemudian, wanita itu pulang dengan hati kecewa. Maka turunlah malaikat Jibril kepada Musa u seraya berkata, “Wahai Musa, Tuhan yang Mahatinggi telah berkata kepadamu, ‘Mengapa engkau menolak permintaan tobat wanita itu, Apakah engkau telah melihat darinya suatu keburukan?’
Musa menjawab, ‘Wahai Jibril, keburukan apa yang melebihi per-buatan zina seperti pernah dilakukannya?’ Jibril menjawab, ‘Orang-orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja.’”
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa ada seorang pria yang ditinggal mati oleh saudara perempuannya. Ketika ia (pria) menguburkan jenazah saudarinya, terjatuhlah dompet miliknya lalu terkubur, tanpa diketahui oleh orang lain yang sama-sama sedang me-nguburkan jenazah tersebut.
Ketika orang-orang dan dirinya telah meninggalkan kubur tersebut, barulah ia ingat bahwa dompetnya tertinggal di kuburan saudarinya. Kemudian ia kembali lagi ke tempat di mana saudarinya dikubur dan mencari keberadaan dompetnya yang tertinggal.
Setelah diingat-diingat, barulah ia sadar bahwa dompetnya terkubur bersama jenazah saudarinya. Ia memberanikan diri untuk menggali tanah kubur itu, namun tiba-tiba ia melihat kubur saudarinya yang dipenuhi oleh api. Dengan segera, ia menutup kembali tanah kubur yang digalinya dan pulang menghadap ibunya seraya menangis. Ia berkata, “Wahai ibuku, beri tahu aku tentang sosok saudariku yang baru saja meninggal dunia. Apa yang telah ia kerjakan selama di dunia?”
Ibunya menjawab, “Mengapa engkau bertanya tentang dirinya (saudari perempuan) seperti itu?”
Ia berkata, “Wahai ibuku, aku tadi melihat kuburnya dipenuhi oleh api.”
Mendengar cerita tersebut, ibunya menangis dan berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya saudarimu itu dahulu sering me-ninggalkan dan mengakhirkan waktu shalatnya hingga waktu tersebut telah lewat atau habis.”
Inilah balasan terhadap orang-orang yang melalaikan dan meng-akhirkan waktu shalatnya. Bagai-mana jadinya dengan balasan orang yang tidak mengerjakan shalat? Kita memohon kepada Allah agar menetapkan hati kita untuk selalu menjaga shalat sesuai waktu.
Begitu pula dengan balasan bagi orang-orang yang mengerjakan shalat, tetapi mengakhirkan waktunya. Jika mereka saja mendapatkan siksaan yang sedemikian menyakitkan, bagaimana balasan bagi orang-orang yang tidak mengerjakan shalat, kecuali hanya mengerjakan shalat Jum’at, dua Id (Idul Fitri dan Adha) serta shalat-shalat di bulan Ramadhan saja? Atau bagaimana balasannya bagi orang yang sama sekali meninggalkan shalat?
Nabi r pernah berkata kepada Mu’adz, “Tidak ada seorang hamba pun yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah serta Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kecuali Allah mengharamkan jasadnya masuk ke dalam neraka.” 
Orang yang mengakhirkan waktu shalat dapat dikategorikan sebagai orang yang melakukan dosa besar. Sedangkan orang yang tidak mengerjakan shalat sebanyak satu kali, sama halnya dengan orang yang berbuat zina atau mencuri. Ia akan mendapatkan dosa yang besar pula. Apabila ia sering melakukan hal itu (meninggalkan shalat), maka ia digolongkan sebagai orang-orang yang berbuat dosa besar, kecuali jika ia bertobat. Sebab, orang yang meninggalkan shalat akan benar-benar merugi, sedangkan orang yang mengingkari adanya kewajiban shalat, berarti ia telah kufur dan keluar dari Islam.

1 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review